
Apa Anda pernah dibanding-bandingkan dengan orang lain?
Bagaimana rasanya? Sakit atau
menyelekit?
Saya rasa tidak ada yang suka
dibanding-bandingkan. Apalagi kalau dibanding-bandingkan dengan orang yang
keuangannya lebih bagus, badannya lebih proposional, wajahnya lebih simetris,
atau masa depannya lebih cerah dari Anda. Semakin sering dibandingkan, emosi
Anda semakin meletup-letup “Saya sama dia kan latar belakangnya beda, jangan
dibandingkan gitu woy!”
Meski tidak ada yang suka,
sadarkah Anda kalau Anda pun sering membandingkan orang terdekat dengan orang
lain; termasuk membandingkan pasangan?
Nah, sebelum lanjut membaca, coba
ingat-ingat lagi kapan terakhir kali Anda membandingkannya dengan orang lain?
Sebulan yang lalu? Seminggu yang
lalu? Kemarin? Atau baru saja?
Tahukah Anda kalau sebagian besar
perbandingan itu muncul karena Anda terlanjur nyaman dengan perlakuan mantan di
masa lalu, sedangkan pasangan yang sekarang tidak/belum mampu memberikan Anda
perlakuan yang sama?
Misalnya nih, dulu mantan Anda
rajin mengantar jemput Anda pakai mobil, mentraktir Anda ke restoran mewah,
mengirimi Anda uang saku, dan ribuan perlakuan spesial lainnya. Namun, Anda
tidak mendapat perlakuan seperti itu dari pasangan sekarang. Boro-boro
mentraktir Anda ke restoran mewah, mengantar jemput saja masih pakai sepeda
motor kreditan.
Perlakuan-perlakuan yang serba
kurang itu akhirnya membuat Anda mengingat-ingat masa lalu dan mulai
membandingkan pasangan dengan mantan. Di titik ini, tidak masalah kalau cuma
membandingkannya dalam pikiran, tapi jadi banjir masalah kalau Anda sampai
membicarakannya ke pasangan. Harapannya, dengan membanding-bandingkannya dengan
mantan, maka ia akan memperlakukan Anda sama persis seperti perlakuan mantan.
Dan Anda pun mendapat kenyamanan dan kemewahan itu lagi.
Itu kan yang Anda mau?
Sayangnya, hasil yang Anda dapat
NOL BESAR.
Bukan kenyamanan yang Anda dapat,
tapi seonggok luka dalam hubungan. Pasangan Anda JELAS tidak mau dibandingkan
dengan mantan karena mereka adalah dua orang yang berbeda; baik dari fisik,
masa lalu, sifat, maupun latar belakang keuangan. Ketika dia menolak berubah,
Anda semakin MENEKANNYA dengan cara mengumbar kelebihan-kelebihan mantan lebih
banyak lagi. Dia ngotot tidak mau berubah, Anda pun ngotot ingin dia berubah.
Mantab sudah.
Kalau gesekan-gesekan konfliknya
sudah banyak, Anda bisa tebak sendiri akhir hubungannya seperti apa.
Ketika seseorang dibandingkan,
maka ada harga diri yang dipertaruhkan di sana. Pasangan akan merasa selama ini
dirinya selalu di bawah mantan Anda, sehingga apa pun yang dia lakukan tidak
akan membuat Anda puas. Dengan kata lain, Anda sama saja merendahkan harga diri
pasangan dengan cara menaikkan nilai-nilai yang dimiliki mantan.
Kesel? Pastinya.
Jadi jauhkan mulut Anda dari
kata-kata seperti: “Mantanku dulu suka menjemputku sepulang kerja”, “Kok kamu
gak seperti mantanku yang selalu ngasih aku hadiah?”, “Beb, masa temanku
dibelikan tas mahal sama pacarnya, kok kamu nggak?” atau yang lebih parah “Bukannya mau
bandingkan sih, tapi mantanku jauh lebih perhatian daripada kamu.”
Coba saja ucapkan kata-kata
tersebut di depan pasangan dan saya jamin Anda bentrok saat itu juga.
Berharap pasangan melakukan apa
yang Anda suka itu wajar, tapi jangan disampaikan lewat perbandingan. Sampaikan
lewat komunikasi yang santai, misalnya: “Beb, aku suka deh waktu kamu jemput
aku pulang kerja. Aku mau dong dijemput tiap hari”, “Ulang tahun nanti aku mau
hadiah ini dong Sayang. Semampu kamu aja,” dan sebagainya. Cara begitu jauh
lebih baik daripada lewat sindiran perbandingan!
Perbandingan SELALU menyakitkan,
mau bagaimanapun cara Anda menyampaikannya. Anda harus hindari itu sebelum
terlambat.
Pasangan Anda ingin membuat kisah
baru bersama Anda, bukannya membantu Anda mengulang kisah lama. Anda pun
memilih pasangan yang sekarang karena ingin meninggalkan masa lalu bukan?
Meski negatif, perbandingan bisa
membuat pasangan menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan dirinya sendiri di
masa lalu. Terutama kalau ada aspek-aspek kebaikan pasangan di masa lalu yang
tidak ia teruskan sekarang.
Contohnya, dulu dia sangat rajin
memberi kecupan di kening Anda sebelum berangkat kerja. Sekarang dia langsung
pergi kerja begitu saja tanpa pamit. Perbedaan kelakuan dia yang dulu dan yang
sekarang bisa Anda sampaikan lewat perbandingan: “Dulu aku suka banget kalau
kamu cium kening aku sebelum kerja. Kok sekarang keningku gak pernah dicium
lagi?”
Nah kalau perbandingannya seperti
itu, saya yakin pasangan Anda akan berpikir ulang tentang kebaikan-kebaikannya
di masa lalu. Hasilnya, kemungkinan besar ia akan mengulangi lagi kebaikan itu
untuk Anda.
Anda sampai di sini paham?
Apa pun yang dibandingkan dengan
mantan, teman, orangtua, dan orang lain SELALU berakhir buruk. Its not good,
its unhealthy!
Tapi bagaimana kalau pasangan
yang malah suka membanding-bandingkan Anda dengan mantannya?
Langsung bicarakan tegas kalau
relationship ini kalian yang menjalani, bukan antara dia dengan mantan atau
orang lain. Dulu pasangan saya sering keceplosan membandingkan saya dengan
temannya, jawaban saya: “Well you’re with me now, not with him.” Titik.
Kalau dia masih ngotot
membanding-bandingkan gimana dong?
Ya sesekali bandingkan juga dia
sama orang lain, biar tahu rasa. Asal jangan keterusan dan tetap TEGASKAN bahwa
Anda tidak mau dibandingkan dengan orang lain. Mau bagaimanapun, ini hubungan
kalian berdua; bukan bertiga, berempat, atau berlima.
Mulai sekarang jadilah lebih
dewasa dalam menjaga relationship dan BERHENTI membanding-bandingkan pasangan
sebelum terlambat. Kalau salah satu pihak sudah merasa dirinya lebih rendah
dari orang lain, bisa dipastikan hubungan Anda tidak akan bertahan lama. Sayang
sekali kan kalau hubungan harus berakhir gara-gara keseringan
dibanding-bandingkan?
Saya teringat kata-kata rekan
saya: “Perbedaan tidak menyebabkan konflik, cara seseorang
mengomunikasikan perbedaanlah yang menyebabkan konflik.” Jika perbedaan
disampaikan dengan perbandingan, hasilnya adalah konflik. Namun, bila Anda dan
pasangan tidak membanding-bandingkan perbedaan dan mau menerima perbedaan, maka
tidak akan ada konflik yang tercetus. Logika sederhana untuk menjaga hubungan.
Baca juga: 7 Drama Yang Dihadapi Pasangan Labil
Baca juga: 7 Drama Yang Dihadapi Pasangan Labil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar